Sabtu, 05 Februari 2011

BERITA INFLASI, BAHAN MAKAN PENYUMBANG TERBESAR



Beras yang bertengger di harga tinggi membuat inflasi di Malang tidak mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Harga cabai pun berhenti naik bahkan turun kendati penurunannya tidak terlalu signifikan. Kondisi ini membuat inflasi Malang berada pada posisi terendah kedua jika dibandingkan dengan 7 kota indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur.

Data Badan Pusat Statistik kota Malang melaporkan, inflasi Malang sebesar 0.67 persen. Kota IHK yang mengalami inflasi terendah adalah Kediri dengan nilai inflasi 0.29 persen. 7 kota yang masuk dalam IHK adalah Jember, Madiun, Probolinggo, Sumenep, dan Surabaya.

Kasi Statistik Distribusi BPS Kota Malang, Erni Fatma Setyharini, mengungkapkan, inflasi tertinggi ada di Jember, yaitu 1.43 persen. Erny menjelaskankan, kelompok bahan makanan masih menjadi penyumbang terbesar inflasi. Kelompok yang terdiri dari sembako, hasil pertanian dan perkebunan ini menyumbangkan 1.70 persen terhadap inflasi.

Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi adalah cabe rawit, minyak goreng, bawang merah, nangka muda, dan kentang. Komoditas lain yang juga mengalami kenaikan harga adalah rokok kretek filter. “Rokok filter naik karena harga pita cukai yang baru telah diberlakukan sehingga harga jualnya pun naik,” jelasnya.

Erni menambahkan, anomali cuaca sebenarnya sangat berpotensi untuk menaikkan grafik inflasi karena banyak panen yang gagal sehingga supply dan demand produk di pasar tidak seimbang. Namun adanya kebijakan untuk mengimport beberapa komoditas membuat harga tertahan sehingga tren kenaikan bisa dicegah. “Seperti cabe, harganya dari Rp 90.000 per kilo sudah turun Rp 75.000 per kilo. Ini karena sudah ada cabe import yang beredar di pasar,” imbuhnya. (suw-bip)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar