Jumat, 21 Januari 2011

GUA POLOWIJEN MASIH MISTERIUS



21 / 01 / 2011

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang kembali menggali situs-situs yang diduga peninggalan sejarah. Baru-baru ini sebuah gua ditemukan ditemukan di bawah proyek perumahan Riverside, Polowijen, Blimbing, Kota Malang.

Arkeolog dari Museum Trowulan dan Malang melakukan penelitian terkait penemuan gua tersebut. Arkeolog Trowulan, Kuswanto saat memeriksa gua Kamis (20/1), mengatakan gua ini belum dapat diidentifikasi. Sebab belum ada bukti yang menunjukkan adanya sisa jaman sejarah, seperti arca. "Bila di sini ada keramik, saya bisa mengidentifikasi peninggalan gua ini," katanya.

Saat ini gua tersebut memiliki kedalaman 34 m. Pada penemuan awal, gua ini berkedalaman sekitar 46 meter. Pintu gua yang mengarah ke sungai ini berlubang kecil, namun bagian dalamnya luas. Tinggi gua mencapai 170 cm, sedalam 34 m.

Namun, tim arkeolog terhalang batu yang menutup lorong gua. "Ada batu padas sisa reruntuhan," katanya.

Menurutnya, gua ini buatan manusia, namun tidak dapat dipastikan zaman pembuatannya. Sekitar 200 m dari temuan tersebut, sebelumnya juga ditemukan gua di petilasan Polowijen dan di sumur RT 1 RW 3. Namun arah lorong gua yang baru ditemukan berbeda. Gua di sumur RT 1 RW 3 mengarah ke utara, sedangkan gua ini ke selatan. "Saya mengharapkan ada cabang di dalam, tapi tidak ada," ujarnya.

Kawasan Candi
Ada tiga lapisan tanah di gua ini, lapisan pertama berwarna hitam, lapisan kedua berwarna kuning, dan lapisan terakhir berwarna coklat. Menurut perkiraannya, gua ini dibuat pada saat kehidupan lapisan kedua.

"Ada kemungkinan ini adalah saluran irigasi, namun anehnya lubang gua tidak tertimbun tanah dan justru semakin tinggi saat di dalam gua," ujar Kuswanto.

Arkeolog dari Malang, Suwardono mengatakan, berdasar sejarah, Polowijen (Panawijen) sudah ada sejak 943 Masehi. Ini terbukti dari adanya Prasasti Wirandungan. Pada saat itu, Polowijen memiliki banyak candi (Gugusan Kayangan), agar candi tetap berdiri, dibutuhkan tanah dari Panawijen.

Kepala Disbudpar Kota Malang, Dr. Diana Ina WH mengatakan, ia menunggu hasil laporan tim arkeolog dari Trowulan.

(sry-21111)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar